Takhrij al-Hasits
A. Pengertian Takhrij Hadits
Secara etimologis kata takhrij berasal dari kata kharraja yang berarti
al-zuhur(tampak) dan al-buruz(jelas).[1]
Sedangkan menurut Mahmud al-tahhan, takhrij memiliki arti ijtima amarain fi
syaiin ahid (kumpulan dua perkara dalam satu masalah).[2]
Adapun menurut istilah atau terminologis takhrij ialah menunjukkan
tempat hadits pada sumber-sumber aslinya, dimana hadits tersebut diriwayatkan
lengkap dengan sanadnya, kemudian menjelaskan derajatnya jika diperlukan.[3]
Syuhudi ismail juga memaparkan dalam bukunya bahwa takhrij hadits ialah
mengemukakan hadits kepada orang banyak dengan menyebutkan periwayatnya dengan
sanad lengkap serta dengan penyebutan metode yang mereka tempuh. Inilah yang
dilakukan para penghimpun dan penyusun kitab hadits, seperti al-Bukhari yang
menghimpun kitab sahih al-Bukhari.[4]
B.
Cara Mentakhrij Hadits
Ada lima
metode dalam mentakhrij hadits:
a.
Dengan mengetahui rawi yang
pertama.
b.
Dengan mengetahui lafadz awal suatu
hadits
c.
Dengan mengetahui sebagian
lafadz, baik pada awal, tengah maupun pada akhir matannya.
d.
Dengan mengetahui tema hadits
e.
Dengan mengamati secara
mendalam keadaan sanad dan matn
C.
Manfaat Takhrij Hadits:[5]
a.
Memperkenalkan sumber-sumber
hadits, kitab-kitab hadits dimana suatu hadits berada beserta ulama yang
meriwayatkannya.
b.
Dapat menambah perbendaharaan
sanad hadits melalui kitab-kitab hadits yang dirujuknya.
c.
Dapat memperjelas keadaan
sanad. Karena dengan membandingkan riwayat-riwayat hadits yang banyak itu, maka
dapat diketahui apakah hadits itu munqati’ , mu’dal, dan lain-lain.
d.
Dapat memperjelas kualitas
suatu hadits dengan banyaknya riwayat.
e.
Dapat mengetahui komentar para
ulama terhadap suatu hadits
f.
Dapat memperjelas kualitas
hadits yang masih samar.
g.
Dapat mengetahui gharib
al-Hadits, syaz dan illatnya.
[1] Lous ma’luf, fi al-Lughah
wa al-Alam (Beirut: Dar al-Masyriq, t.t) hlm. 172; Ahmad Warson Munawwir, kamus
al-Munawwir (Yogyakarta: pondok pesantren al-Munawwir, 1984) hlm. 356.
[2] Mahmud al-Tahhan, Usul
al-takhrij wa dirasat al-asanid (Beirut: dar al-qur’an al-karim,1978) hlm.9.
[5] Abu Muhammad Abd Al-Mahd
Ibn Adb Al-Qadir Ibn Abd Al-Hadi, Turuq Takhrij Hadits rasulillah saw.( Kairo:
dar al-itisam, t.t. ) hlm. 11-14.
I've just blog walking on ur awesome site :D boleh tukeran link ? -niken TH 2010-
BalasHapusboleh,,, hehe
Hapus